asa yang tertinggal,
mati bersama debu jalanan
,,
terhempas angin yang mengamuk. darahku beku enggan tuk mngalir..
raga terpijak kaku menahan
sakit di kujur tubuhku.
''
.rasaku kini mati oleh pedang belatimu
yang menusuk kejam sukmaku.
Kamis, 31 Mei 2012
Mimpi atau Fantasi
.menyanyikan bulan sendu menapaki dendang rindang alunan nada harmoni,
dari siuh riuhmu penyair hampa.
oh..,
aq bermimpi di siang bolong, dengan terik yang memekik.
dari siuh riuhmu penyair hampa.
oh..,
aq bermimpi di siang bolong, dengan terik yang memekik.
.
mataku terjaga dari lelap,
baru saja melumat angan yang menantang.
hingga aq tak bisa raih dalam ruang halusinasi,
oh.. tuhan...
baru saja melumat angan yang menantang.
hingga aq tak bisa raih dalam ruang halusinasi,
oh.. tuhan...
aq terjaga, sebelum tangan menggengam fantasi.
Batin Teraniaya
,batin teraniaya bejad pribadinya,
mreka mencabik kejam hati,
hingga perih luka
tak mampu lagi berikan air mata.
..sayat pedang itu pun lebih baik,
dari pada harus tergores
sebilah kata yang tak berarti.
Alam Rentah
deruan anjing -anjing malam,
menghujat dbawah terang rembulan
temaniku saksikan alam rentah,
menindih pasih aksara mati,
yang bertaburan diluas bentang cakrawala.
-diam.. temaram,
dari kejauhan seraya dalam gelap pucat
aku tertegun memancang,
dingin gelap semakin melumat angan yang rapuh
di antara pusara benak ..sorot mata semakin pudar,
dan terus tertunduk. trsentak hawa sukma,
meresapi sentuhan angin yang berharap
waktuku takka jemu selamanya.
menghujat dbawah terang rembulan
temaniku saksikan alam rentah,
menindih pasih aksara mati,
yang bertaburan diluas bentang cakrawala.
-diam.. temaram,
dari kejauhan seraya dalam gelap pucat
aku tertegun memancang,
dingin gelap semakin melumat angan yang rapuh
di antara pusara benak ..sorot mata semakin pudar,
dan terus tertunduk. trsentak hawa sukma,
meresapi sentuhan angin yang berharap
waktuku takka jemu selamanya.
Terlindung
dalam dekapmu aku bahagia,
kehangtan yeng terasa
redamkan didih batin
yang mengglora.
..
dalam dekapan aku terlindung,
rekahku utuh bersama jasadmu.
kehangtan yeng terasa
redamkan didih batin
yang mengglora.
..
dalam dekapan aku terlindung,
rekahku utuh bersama jasadmu.
Jingga Yang Pudar
.indah rekahmu, tersusun anggun klopakmu,
auramu buat lelap meski mata terjaga,
namun sayang warnamu pudar saat nie.
_akankah kau kn trus mrekah, wahai Jingga Yang Pudar,
yang semakin lama rekahmu semakin layu oleh Racun Jingga.
temukan Aksara Luka Senja tuk dapat sematkan rasa perihmu di putik cinta kasihmu.
auramu buat lelap meski mata terjaga,
namun sayang warnamu pudar saat nie.
_akankah kau kn trus mrekah, wahai Jingga Yang Pudar,
yang semakin lama rekahmu semakin layu oleh Racun Jingga.
temukan Aksara Luka Senja tuk dapat sematkan rasa perihmu di putik cinta kasihmu.
Menabur Ketenangan
aku rindu pada stiap hati-hati yang lepas
terbang menabur ketenangan pada jiwa yang terlelap
dalam selimut malam yang hening,
aku ingin kembali merasakan siraman doa yang setiap malam menyegarkanku
untuk meyambut jiwa yang kuat saat melangkah
dan membina hati yang kelam di esok hari.
terbang menabur ketenangan pada jiwa yang terlelap
dalam selimut malam yang hening,
aku ingin kembali merasakan siraman doa yang setiap malam menyegarkanku
untuk meyambut jiwa yang kuat saat melangkah
dan membina hati yang kelam di esok hari.
Diburu Rindu
,,
senja sore jd saksi bisuku,
saat kupandangi potretnya
kecewa makin memburu,
dan kala ku mengingatnya
serasa hati makin membeku,
..
apakah ku harus merelakannya
walau rindu ini menggebu-gebu??
kini ku terkapar mati bersama rindu,
krna rindupun tak dapat lagi di tunggu.
Sajadah Lusuh
lepas penat ku merebah,
di atas hamparan sajadah lusuh.
menyemat segala angkara membesit menelisik di hati.
ku bersujud atas namaNya,
hingga ahir..
bersanding Nur nan suci.
temukan jiwa suciku,
biarlah ku tenggelam dalam kalimatNya
tuk hapus angkara dari jiwa dan ragaku.
Meminang Waktu Di Penantian
di ujung waktu
saat senja mulai turun
merebah, membisu
saksikan kidung
bahasa tubuhku yang
lemah tertunduk
dengan setangkai
bunga layu di ujung
penantian.
suara hati bersama
pekat pilu setia
temani kenyataan,
yang tak lain kini
ku menderita,
relakan waktuku hilang
berarak sepi di manja
angin yang berlalu.
ku tunggui waktu itu
sampai ia datang
bersama angin malam
kabarkan, dan berikan
jawaban takdir itu.
Pekat Gulita Malam
malam ini biarkan
ku tetap terjaga
temani bulan
terasing sendiri
cencah mengukir
dinding buih,
,,
ku berjalan jejaki
gulita malam
mencoba maknai
apa tanya hati,
di antara helaian kabut
angan yang ringkih.
untuk malam,
gelap kepunyaanmu,
detik ini aku pun
kuasamu, kuserah
tanya itu dan suatu
saat kupinta jawabnya.
dalam gelap kumelamar
kerinduan, untuk satu
tidak ada lagi tanya jawab.
JYP.darkness
ku tetap terjaga
temani bulan
terasing sendiri
cencah mengukir
dinding buih,
,,
ku berjalan jejaki
gulita malam
mencoba maknai
apa tanya hati,
di antara helaian kabut
angan yang ringkih.
untuk malam,
gelap kepunyaanmu,
detik ini aku pun
kuasamu, kuserah
tanya itu dan suatu
saat kupinta jawabnya.
dalam gelap kumelamar
kerinduan, untuk satu
tidak ada lagi tanya jawab.
JYP.darkness
Sendiri
ku coba berjalan sendiri
tepis lara yang menjelma,
ikuti suara hati menaklukkan
jiwa yang merana.
,
ku trus berjalan,
sampai tiada hatiku
yang resah, terobati
dengan kesendirian.
tepis lara yang menjelma,
ikuti suara hati menaklukkan
jiwa yang merana.
,
ku trus berjalan,
sampai tiada hatiku
yang resah, terobati
dengan kesendirian.
Satu Hati Untukmu
ku jatuh cinta pada satu hati,
hati yang tlah ciptakan kedamaian
di ruang hasrat kasih dan sayang,
ingin ku sanjung stiap cerita ini
agar setiap detik menjadi kenangan,
hingga ahir waktu jadi pinangan.
andai bisa, dan ku tau wujud cinta
kan ku sampul pita jingga antaranya
hatiku dengan hatinya, biar tidak
ada keping rasa yang kan menoreh
jadikan gemuruh bimbang dan hilang.
ku tak ingin ahiri ceritaku bersamanya
walau kidung, tetap ku cecer bahasaku
tuk sebuah keindahan rasa dari hatiku.
inilah satu hatiku untukmu kekasih.
Bias Rona Jingga
berhenti sejenak
sudahi langkahku.
pelan.. dan termangu
, menangis ratapi
tubuh yg terpasung
sembari menepi
tepis alunan nada
keronta yang berlalu,
ku bermesra di alam
nirwana, menyelimuti
sejuk rinai yang menjarah
di antara pasung diri
yang mendekap erat.
,,
perlahan kunikmati
jemah jemari petikan
dawai yang mengalun
tanpa makna berarti.
perlahan,,
perlahan ku masuk pintu
iramanya, bergoyang
goyang di hamparan taman
duka. lara itu pun pergi
tangisku jua lari dari
rasa tubuh yang
saat ini mati di badan
alam yang kering keronta.
damba.. ku mendamba
ohh.. langit biru terbias
rona jingga yang merekah
di balik kabut.
sudahi langkahku.
pelan.. dan termangu
, menangis ratapi
tubuh yg terpasung
sembari menepi
tepis alunan nada
keronta yang berlalu,
ku bermesra di alam
nirwana, menyelimuti
sejuk rinai yang menjarah
di antara pasung diri
yang mendekap erat.
,,
perlahan kunikmati
jemah jemari petikan
dawai yang mengalun
tanpa makna berarti.
perlahan,,
perlahan ku masuk pintu
iramanya, bergoyang
goyang di hamparan taman
duka. lara itu pun pergi
tangisku jua lari dari
rasa tubuh yang
saat ini mati di badan
alam yang kering keronta.
damba.. ku mendamba
ohh.. langit biru terbias
rona jingga yang merekah
di balik kabut.
Aku Merindu
sebenarnya aku merindu_
dalam murung aku simpan rasa ini
menggoda hasrat yg sesaat hilang,
sesaat pula ciptakan gelora dalam kalbu.
sebenarnya aku merindu_
di antara kejauhan terbentang jarak
ku menghitung langkah tuk dapat
semat keindahan yang kupuja.
sebenarnya aku merindu dengan
ketidak pastian ini tergerak jemariku
tuk coret dinding hati dengan setetes
tinta emas untukku kenang
dikala aku merindu kembali.
malam ini sebenarnya aku merindu,
merindukan kebiasaan di ahir waktu.
hingga terukir kata, terbungkus rapi
bahasa hati, untukku melamar kerinduan.
((kisah JYP di ahir waktu. 00.00))
dalam murung aku simpan rasa ini
menggoda hasrat yg sesaat hilang,
sesaat pula ciptakan gelora dalam kalbu.
sebenarnya aku merindu_
di antara kejauhan terbentang jarak
ku menghitung langkah tuk dapat
semat keindahan yang kupuja.
sebenarnya aku merindu dengan
ketidak pastian ini tergerak jemariku
tuk coret dinding hati dengan setetes
tinta emas untukku kenang
dikala aku merindu kembali.
malam ini sebenarnya aku merindu,
merindukan kebiasaan di ahir waktu.
hingga terukir kata, terbungkus rapi
bahasa hati, untukku melamar kerinduan.
((kisah JYP di ahir waktu. 00.00))
Kalbu Kelabu
di setiap lapis masa lalu, dimna angin membatu dan musim tak lagi bergerak.
pusaran waktu membuatku terhempas lalu lepas dari serpihan detik yang terus mengalun
menuju ke hampaan kalbu, dan hasrat yang menjelma menjadi noda pucat di rangka langit.
kini..
di ujung penantian, tegak kupancang tubuhku menantang badai
dan apapun juga yang membuat setiap desah napasku luruh bersama asa.
pusaran waktu membuatku terhempas lalu lepas dari serpihan detik yang terus mengalun
menuju ke hampaan kalbu, dan hasrat yang menjelma menjadi noda pucat di rangka langit.
kini..
di ujung penantian, tegak kupancang tubuhku menantang badai
dan apapun juga yang membuat setiap desah napasku luruh bersama asa.
Kembang Kenangan
menarilah kembang kenangan saat tersentuh lembut belaian angin,
terseka lirih senyumnya walau desah ringkih kalut membenam d jiwanya.
tetaplah menari dengan desiran bertalu melodi gamblang iringi langkah masamu.
terseka lirih senyumnya walau desah ringkih kalut membenam d jiwanya.
tetaplah menari dengan desiran bertalu melodi gamblang iringi langkah masamu.
Ilalang Senja
Ku persembahkan ilalang senja di sore yang tergurat aksara,
tampak jingga yang berpendar di cakrawala laksana penuh keindahan,
nan teraup di alam semesta.
_
.selalu ku pandangi tampaknya mentari di bawah langit tembaga,
bersama ilalang ringkih mengubur mimpi usang dalam pahatan aksara,
yang kelak masih tertegun di sudut senja menanti ke indahan menyambut kembali.
tampak jingga yang berpendar di cakrawala laksana penuh keindahan,
nan teraup di alam semesta.
_
.selalu ku pandangi tampaknya mentari di bawah langit tembaga,
bersama ilalang ringkih mengubur mimpi usang dalam pahatan aksara,
yang kelak masih tertegun di sudut senja menanti ke indahan menyambut kembali.
Sejuk Pagiku
pagiku yang sejuk buat hatiku sedikit tenang
terliat kabut menutup pandangku,
saat ku berlalu di tepian jalan.
aku berteriak dengan hati senggang,
suara dengung menyecapi redup remang pagiku yang serpih.
...
butir-butir air bening
bergantian menentes di ujung daun,
buat pesona pagi tampak merona.
..
riangnya hati ini kembali dapat bermain embun bersama fajar tua
tuk sambut mentari yang tampak cerah di ujung timur belah bumi.
terliat kabut menutup pandangku,
saat ku berlalu di tepian jalan.
aku berteriak dengan hati senggang,
suara dengung menyecapi redup remang pagiku yang serpih.
...
butir-butir air bening
bergantian menentes di ujung daun,
buat pesona pagi tampak merona.
..
riangnya hati ini kembali dapat bermain embun bersama fajar tua
tuk sambut mentari yang tampak cerah di ujung timur belah bumi.
Lorong Lorong Jingga
di saat jingga mulai merebah
pergi menjerat malam,
mataku hanya bisa menatap.
dalam pandangan hampa ku berpikir..!!
kapankah dia kan berpulag
tuk nyanyikan lagu pilu di ujung dendang.
_
ku telusuri lorong lorong
penuh rona jingga.
hingga ku terjebak
memnagut dagu,
ku tunggu lagi..
ku ingin merebah
dipangku senja
menyandarkan kepala,
ketika masalah memburu dan mendera.
ku hanya ingin pulang,
kembali mengukir pelita
dalam aksara yg tk sama
yang pernah trsulut sebatang
lilin yg berpendar.
ku ingin pulang,
dan terbebas dari
lamunan yang menahanku tuk tersadar.
ku ingin pulang bersamamu jingga
pergi menjerat malam,
mataku hanya bisa menatap.
dalam pandangan hampa ku berpikir..!!
kapankah dia kan berpulag
tuk nyanyikan lagu pilu di ujung dendang.
_
ku telusuri lorong lorong
penuh rona jingga.
hingga ku terjebak
memnagut dagu,
ku tunggu lagi..
ku ingin merebah
dipangku senja
menyandarkan kepala,
ketika masalah memburu dan mendera.
ku hanya ingin pulang,
kembali mengukir pelita
dalam aksara yg tk sama
yang pernah trsulut sebatang
lilin yg berpendar.
ku ingin pulang,
dan terbebas dari
lamunan yang menahanku tuk tersadar.
ku ingin pulang bersamamu jingga
Rindu Ingin Bersua
tak lagi terasa teriknya siang,
terhalang sejuk manis bayanganmu
meskipun harap selalu mengambang
tiada henti kau terkenang,
jujur hati berkata,
ku ingin bersua
walau hanya sebtas
pandang yang tak nyata.
hai, kau yang jauh disana
ijinkah kau jika ku petik senyummu tuk ku kecup.??
aneh memang..,!!!
tak kudapati tetes bening pemulih lara,
tuk redam kobar rasa
yang berulang kali menyiksa batin.
ku hanya ingin pudarkan rindu
yang sekian waktu
mengoyak hasrat,
dilema di ujung asa.
hai, taman impianku,
jagalah bungaku disana
agar tak pernah layu
walau waktu tak sangup menyiramnya,
biarlah hatimu yang menjaga
tuk sejukkan hatiku disini.
terhalang sejuk manis bayanganmu
meskipun harap selalu mengambang
tiada henti kau terkenang,
jujur hati berkata,
ku ingin bersua
walau hanya sebtas
pandang yang tak nyata.
hai, kau yang jauh disana
ijinkah kau jika ku petik senyummu tuk ku kecup.??
aneh memang..,!!!
tak kudapati tetes bening pemulih lara,
tuk redam kobar rasa
yang berulang kali menyiksa batin.
ku hanya ingin pudarkan rindu
yang sekian waktu
mengoyak hasrat,
dilema di ujung asa.
hai, taman impianku,
jagalah bungaku disana
agar tak pernah layu
walau waktu tak sangup menyiramnya,
biarlah hatimu yang menjaga
tuk sejukkan hatiku disini.
Desah Jiwa
_mengenang duri yg dhulu
pernah besitkan luka,
tampak jerah ku merayu
tetes-tetes bening d ujung daun,
.
ku benamkan angkara
bercumbu dalam perih,
meraba dg mesra
jiwa yg kesakitan,
tak tahan kurasakan pilunya
puaskan raga mengalunkan
desah syahdu,
mremah kuat
kecup luka yg semakin tua.
pernah besitkan luka,
tampak jerah ku merayu
tetes-tetes bening d ujung daun,
.
ku benamkan angkara
bercumbu dalam perih,
meraba dg mesra
jiwa yg kesakitan,
tak tahan kurasakan pilunya
puaskan raga mengalunkan
desah syahdu,
mremah kuat
kecup luka yg semakin tua.
Hindari Malam Minggu
menari, berjalan d plengseng pantai
mnikmati k indahan malam yg gemerlap.
____
bersua , kusapa sang rembulan,
saat nie dn nanti ku pinta temani malamku.
agar spanjang ku trjaga, ku tk merasa ksepian.
__
sengaja ku temui kalian,
hi, rembulan.. debur ombak
malam ini kita main brsama,
temani sampai ku trlelap nanti.
mnikmati k indahan malam yg gemerlap.
____
bersua , kusapa sang rembulan,
saat nie dn nanti ku pinta temani malamku.
agar spanjang ku trjaga, ku tk merasa ksepian.
__
sengaja ku temui kalian,
hi, rembulan.. debur ombak
malam ini kita main brsama,
temani sampai ku trlelap nanti.
Racun Jingga
tak mampu lgi
aq berteriak,
jerit suaraku
melengking tanpa nada
stelah ku tau
kau adlah hampa,
bahkan kau
selaksa racun,
perlahan mengalir
jejaki nadiku,
meresap bunuh sarapku.
kau matikan Racun jinggaku.
aq berteriak,
jerit suaraku
melengking tanpa nada
stelah ku tau
kau adlah hampa,
bahkan kau
selaksa racun,
perlahan mengalir
jejaki nadiku,
meresap bunuh sarapku.
kau matikan Racun jinggaku.
Kehendak Hati
siang sudah pergi
malam datang dengan riang,
apa yang akan aku lakukan
ketika haurs menjadi mahluk
yang patuh pada nasib yang ringkih,
selalu mengusung impian
tanpa nyata ku letakkan
harapan usang dengan rintih
aksara hati yang makin
mendentang di ruang jagad malam.
-----
haruskah ku ingkari
apa yang menjadi
kehendak hati
yang selalu ingin
berikan warna pada
hidup yang terpijak kaku,,
aku rasa tidak..!!!!
sebab aku yakin
hati pengantar jalanku.
meski ternyata aku masih
belum paham bahasa hatiku.
malam datang dengan riang,
apa yang akan aku lakukan
ketika haurs menjadi mahluk
yang patuh pada nasib yang ringkih,
selalu mengusung impian
tanpa nyata ku letakkan
harapan usang dengan rintih
aksara hati yang makin
mendentang di ruang jagad malam.
-----
haruskah ku ingkari
apa yang menjadi
kehendak hati
yang selalu ingin
berikan warna pada
hidup yang terpijak kaku,,
aku rasa tidak..!!!!
sebab aku yakin
hati pengantar jalanku.
meski ternyata aku masih
belum paham bahasa hatiku.
Ketakutanku Akan Cinta
ketakutanku akan cinta
membuatku jerah berpaling,
biarlah aku melengup
di kegelapan tanpa kerlip sinaran.
biar rasa itu terus mencumbu,
tak kan mampu menyeretku tuk
meghamba pada ke inginan
hasrat yang bejad itu.
biarlah ku tatap tembok mati ini,
untukku sembunyikan rasa dari hati.
biarlah....!!
karna ku tau ahirnya nie luka
yg kan bersimbuh darah selamanya.
membuatku jerah berpaling,
biarlah aku melengup
di kegelapan tanpa kerlip sinaran.
biar rasa itu terus mencumbu,
tak kan mampu menyeretku tuk
meghamba pada ke inginan
hasrat yang bejad itu.
biarlah ku tatap tembok mati ini,
untukku sembunyikan rasa dari hati.
biarlah....!!
karna ku tau ahirnya nie luka
yg kan bersimbuh darah selamanya.
Waktu Itu Kejam
jalan ini masih panjang
namun kenapa ku lesuh,
tak mampu lagi hingga..
kurelakan kujurku
terkapar serpih disini.
detik demi detik pijarku berkerut
menunggui waktu yang
belum kunjung menyapa.
kejam...
akan kah nasib diri
kan trus berpendar,
berulang menyulam
janji waktu yang ku pungut
dari celah-celah penantianku,
hingga ahirnya sambut
sang raja manusia menghiba
tuk tinggalkan jasadku disini,
pucat pasih tanpa bias rona.
ohhh... sungguh kejam waktu itu
namun kenapa ku lesuh,
tak mampu lagi hingga..
kurelakan kujurku
terkapar serpih disini.
detik demi detik pijarku berkerut
menunggui waktu yang
belum kunjung menyapa.
kejam...
akan kah nasib diri
kan trus berpendar,
berulang menyulam
janji waktu yang ku pungut
dari celah-celah penantianku,
hingga ahirnya sambut
sang raja manusia menghiba
tuk tinggalkan jasadku disini,
pucat pasih tanpa bias rona.
ohhh... sungguh kejam waktu itu
Mendung Hati
senyap pasih
hati terpasung,
menyibak lamunan
dlm penantian riuh hujan
d pagi yg cencah.
merintih..
mendung hati makin kelabu
bila waktu makin tua enggan menyapa.
hati terpasung,
menyibak lamunan
dlm penantian riuh hujan
d pagi yg cencah.
merintih..
mendung hati makin kelabu
bila waktu makin tua enggan menyapa.
Aku Sanggup
dendam aq untukmu mendung,
stiap ku pinta hujan,
kau hanya senyum,
dan biaskan petir
di hadapku.
taukah yg ku tunggu saat nie,..
hanylah penyejuk kalbu.
walaupun nantinya kau
runtuhkan gemuruh
ribuan tetes air mata dewa,
ku sanggup tadahi
wlau hrs gelegar guntur
bekukan sukma,
biar bias petir tusuk kejam jiwaku.
ku sanggup itu..
kau tau mendung,
ku sanggup itu.
stiap ku pinta hujan,
kau hanya senyum,
dan biaskan petir
di hadapku.
taukah yg ku tunggu saat nie,..
hanylah penyejuk kalbu.
walaupun nantinya kau
runtuhkan gemuruh
ribuan tetes air mata dewa,
ku sanggup tadahi
wlau hrs gelegar guntur
bekukan sukma,
biar bias petir tusuk kejam jiwaku.
ku sanggup itu..
kau tau mendung,
ku sanggup itu.
Dayaku Bejad
dayaku yg bejad,
hari nie dayaku menganiaya
hati mereka yg menunggu.
segala kata yg jiwa ungkap
tak mampu berikan noktah
keindahan sang penanti.
..
dayaku yg bejad,
kau tlah biarkan rasanya menangis
rasa yg ia tunggu
untuk kecup senyum kerling dari
bibirnya untukku dan bersama.
dayaku yg bejad,
keabadian kini hilang
kau rampas dari jiwaku
dan kau cabik ahirnya musnah.
gelap sudah.
hari nie dayaku menganiaya
hati mereka yg menunggu.
segala kata yg jiwa ungkap
tak mampu berikan noktah
keindahan sang penanti.
..
dayaku yg bejad,
kau tlah biarkan rasanya menangis
rasa yg ia tunggu
untuk kecup senyum kerling dari
bibirnya untukku dan bersama.
dayaku yg bejad,
keabadian kini hilang
kau rampas dari jiwaku
dan kau cabik ahirnya musnah.
gelap sudah.
Hapus Dosa Mati
hapuskan dosa rasuk hati kecil
butir bening belengu debu
siratkan janji pemuji hati.
dia, engkau, mereka...
menangis harap sambut dekapnya.
hingga jasadnya rapuh berdebu
menyisa dosa memblenggu
kelak kau hangus tanpa abu.
butir bening belengu debu
siratkan janji pemuji hati.
dia, engkau, mereka...
menangis harap sambut dekapnya.
hingga jasadnya rapuh berdebu
menyisa dosa memblenggu
kelak kau hangus tanpa abu.
Mawar Penjarah Mimpi
apakah mawar itu masih bs ku damba.
saat dia telah kuncup tutup rekahnya.
mungkinkah masih bs ku sirami,
saat ku belai dia tancapkan durinya.
namun rasaku tk kan pernah mati
bila mawar itu tk lagi dpat bersemi
untukku dan rasaku.
biar rasa bak tersyat sembilu
namun tetap ku menjaganya
agar tk pernah layu di hatiku.
saat dia telah kuncup tutup rekahnya.
mungkinkah masih bs ku sirami,
saat ku belai dia tancapkan durinya.
namun rasaku tk kan pernah mati
bila mawar itu tk lagi dpat bersemi
untukku dan rasaku.
biar rasa bak tersyat sembilu
namun tetap ku menjaganya
agar tk pernah layu di hatiku.
Tangisan Seorang Anak
cukup taukah engkau Ibu saat aku jauh dari jamah jemarimu,
bergetarkah hatimu Ibu bila ku linangkan air mataku krna keskitanku,
bukan aku membungkam celotehku padamu Ibu,
namun aku cukup tau tentangmu,
bilaku harus cecerkan seutas kalimatku, kata demi kata padamu tentang anakmu saat nie, aku takut..!!!
bukan aku tak sanggup membendung air matamu,
tapi yang aku tdk sanggup, adlah melihatmu menangis pilu untukku yang kan hilang selamanya dari pelukanmu.
Ibu, aku merindukanmu.
semoga ketakutanku ini tidak menjadi ketakutanmu juga.
bergetarkah hatimu Ibu bila ku linangkan air mataku krna keskitanku,
bukan aku membungkam celotehku padamu Ibu,
namun aku cukup tau tentangmu,
bilaku harus cecerkan seutas kalimatku, kata demi kata padamu tentang anakmu saat nie, aku takut..!!!
bukan aku tak sanggup membendung air matamu,
tapi yang aku tdk sanggup, adlah melihatmu menangis pilu untukku yang kan hilang selamanya dari pelukanmu.
Ibu, aku merindukanmu.
semoga ketakutanku ini tidak menjadi ketakutanmu juga.
Mimpiku
.mimpiku..
ketika hati berat untuk menanti
jemu yang kan meremah daya,
janji pun tak kan pernah kuat terpadu
jika hrs relakan waktu slalu memburu.
..
.penepis lara di jelma oleh coretan mati
yang mencoba jamah serangkai bunga,
hendak d hantarkan pada pernik keresahan
tuk meleburkan pengharapan akan
adanya terang di lorong mimpi,
ingin ku temui pembias terang
bersama tangkai bunga yang
harus layu dalam genggaman.
namun entah, ini hanya hasrat.
.aku bermimpi...
jalan panjangku kan berahir disini
terurai menyebar di angkasa
meliuk-liuk bebas di ruang cakrawala
hingga tak berbentuk bgaimana aku brharap
sampai pada akhirnya tertinggal
serpih kecil di sudut gelap
memancang menguak
daya yang tak mampu hantarkan
bunga itu di hadapan mega-mega gulita.
.aku bermimpi, dan hanyalah tinggal mimpi.
menghitari waktu bergandengkan asa.
ketika hati berat untuk menanti
jemu yang kan meremah daya,
janji pun tak kan pernah kuat terpadu
jika hrs relakan waktu slalu memburu.
..
.penepis lara di jelma oleh coretan mati
yang mencoba jamah serangkai bunga,
hendak d hantarkan pada pernik keresahan
tuk meleburkan pengharapan akan
adanya terang di lorong mimpi,
ingin ku temui pembias terang
bersama tangkai bunga yang
harus layu dalam genggaman.
namun entah, ini hanya hasrat.
.aku bermimpi...
jalan panjangku kan berahir disini
terurai menyebar di angkasa
meliuk-liuk bebas di ruang cakrawala
hingga tak berbentuk bgaimana aku brharap
sampai pada akhirnya tertinggal
serpih kecil di sudut gelap
memancang menguak
daya yang tak mampu hantarkan
bunga itu di hadapan mega-mega gulita.
.aku bermimpi, dan hanyalah tinggal mimpi.
menghitari waktu bergandengkan asa.
Peraduan Cerita Kosong
kini malam ingin
ku basuh mukaku
di tepi telaga sunyi,
agar tak satupun
org lihat, ku tinggalkan
sedih hanyutkan
kenangan.
kini malam ku kembali
haturkan jiwa kosong
menoreh sukma
memungut butir
pemulih lara, jauh
di pelataran padang
yang tandus.
disana ku cecer
bahasaku, meraung
desahku dan kembali
ku hanyutkan
di deras arus
telaga sunyi
yang menjadi
peraduan ceritaku.
ku basuh mukaku
di tepi telaga sunyi,
agar tak satupun
org lihat, ku tinggalkan
sedih hanyutkan
kenangan.
kini malam ku kembali
haturkan jiwa kosong
menoreh sukma
memungut butir
pemulih lara, jauh
di pelataran padang
yang tandus.
disana ku cecer
bahasaku, meraung
desahku dan kembali
ku hanyutkan
di deras arus
telaga sunyi
yang menjadi
peraduan ceritaku.
Logika Atas Cinta
ku bercerita tentang rasa
namun ku tak pernah merasa,
ku bercerita tentang hati
entah,, ku tak punyai hati,
ku bercerita tentang cinta..
namun aku sendiri tak tau
apakah cinta itu, yang bagi
orang adalah segalanya
bahkan relakan segalanya
demi hasrat, rasa, hati dan
cinta.
tak ada logika atas cinta.
namun ku tak pernah merasa,
ku bercerita tentang hati
entah,, ku tak punyai hati,
ku bercerita tentang cinta..
namun aku sendiri tak tau
apakah cinta itu, yang bagi
orang adalah segalanya
bahkan relakan segalanya
demi hasrat, rasa, hati dan
cinta.
tak ada logika atas cinta.
Problema
kini tak lagi mata yang menangis, kujur tubuh ini menjerit memujuk rayu sukma tuk kembali,
auraku kini pudar lusuh terhempas angin penggurat duka.
ku atk bisa lagi berteriak, pita suara di lorong ronggaku tercabik terungkuh rogoh problema yg kejam, ku mati disini termangu terbelenggu waktu.
auraku kini pudar lusuh terhempas angin penggurat duka.
ku atk bisa lagi berteriak, pita suara di lorong ronggaku tercabik terungkuh rogoh problema yg kejam, ku mati disini termangu terbelenggu waktu.
Hati Yang Resah
bengong, bimbang menyulut.
mengingat kisah yg terlupakan.
entah bagaimana dia punya hati,
aq pun resah disini lesuh merebak.
.sadarku akan ego yang mengusik
masing-masing jiwa perlahan buat jarak
selaksa makin jauh dari pengharapan.
aku ingin tanya hatinya,
bila hatiku pijarnya tertiup buih.
serasa hati ingin berbisik pada
waktu tuk sekali ini dekatkan
jarak hatiku bersamanya
walau ternyata keluh langkahku
geming dalam kepenatan.
mengingat kisah yg terlupakan.
entah bagaimana dia punya hati,
aq pun resah disini lesuh merebak.
.sadarku akan ego yang mengusik
masing-masing jiwa perlahan buat jarak
selaksa makin jauh dari pengharapan.
aku ingin tanya hatinya,
bila hatiku pijarnya tertiup buih.
serasa hati ingin berbisik pada
waktu tuk sekali ini dekatkan
jarak hatiku bersamanya
walau ternyata keluh langkahku
geming dalam kepenatan.
Selamat Pagi
hari ini di pagiku yang penuh warna, ku bagikan keindahan dengan alam yang rentah ini, ku bernyanyi-nyanyi dengan dendang lagu suka penuh harap, ku tebar senyum,, kunikmati udaranya ku hirup dalam-dalam hembusan aroma pagi dan kurentangkan tanganku diantara belaian angin pagi yang menyambut. sejenak kurasakan kedamaian bermain bersama alam meski perlahan waktu memotong usiaku menjadikan tua namun ku kan tetap menyapa alam pagi bersama dengan waktu yang telah rentah jua.
Rasa Yang Terlarang
panas merambah kujur tubuh ini, hingga tak mampu lagi menjadi bagian dari serpih utuhnya hati ini.
ingin rasanya pergi lari sejauh kaki bisa melangkah tuk dapat menghilangkan rasa penat yang mulai bersemi.
karna ku tau bila tetap merajut kisah tidak akan ada ke abadian pada hubungan ini.
-taman duka-
ingin rasanya pergi lari sejauh kaki bisa melangkah tuk dapat menghilangkan rasa penat yang mulai bersemi.
karna ku tau bila tetap merajut kisah tidak akan ada ke abadian pada hubungan ini.
-taman duka-
Rabu, 30 Mei 2012
Tegar
tuhan menantinya bersma terik di ujung sana.. tak gentar apa hujatnya, karna jagad pun dalam dekapan.
_cakrawala liar_
_cakrawala liar_
Langganan:
Postingan (Atom)